Minggu, 30 September 2012

Psikoanalisis Carl Gustav Jung


Prinsipnya, kelompok neopsikoanalisis mengakui bahwa ketidaksadaran (unconsciousness) berpengaruh sangat luas pada perilaku dan kepribadian manusia. Kedua, ada dinamika psikis yang terjadi pada manusia. Ketiga, pengalaman masa kanak-kanak berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Ketiga prinsip ini yang menjadi dasar penyebutan neopsikoanalisis. Tetapi, sebagai catatan, semua tokoh neopsikoanalisis tidak bersepakat penuh pada teori Freud, terutama tentang dorongan seksual dan agresif dan penis envy. Berikutnya akan dihampiri pemikiran tokoh-tokoh neopsikoanalisis.

Carl Gustav Jung (1875 – 1961)
Sekilas tentang Jung
Jung lahir di sebuah desa kecil di Swiss bernama Kesswil pada 26 Juli 1875. Ayah Jung adalah pendeta desa. Keluarga Jung tergolong cukup berpendidikan. Pada usia enam tahun Jung mendapat pelajaran bahasa Latin dari sang ayah. Jung tamat studi kedokteran dari Universitas of Basel, Swiss dengan spesialisasi psikiatri. Pada 1905 ia mengajar psikiatri di Universitas Zürich, Swiss, dan mulai praktik psikiatri di bawah bimbingan Eugene Bleuler, orang pertama yang mencetuskan nama skizofrenia. Mulai melakukan korespondensi dengan Freud setahun berikutnya. 1907 Jung bertemu dengan Freud di Wina. Jung pernah berbincang-bincang selama 13 jam bersama Freud. Kehadiran Jung sangat berarti bagi Freud.

Pada tahun-tahun berikutnya, Jung terlibat semakin jauh dalam perkumpulan psikoanalisis. Bahkan ia sempat menjadi ketua himpunan psikoanalisis pada 1910. Antara 1913-1914 Jung mulai tidak bersepakat pada teori-teori Freud. Atas dasar itu ia memutuskan hengkang dari Freud. Jung meninggal di Zürich pada 6 Juni 1961 (K. Bertens (pengantar) dalam Freud, 1991) dan Boeree, 2005).

Teori-Teori Jung

Setelah keluar dari himpunan psikoanalisis, Jung mengembangkan apa yang disebutnya psikologi analitis. Dari usaha tersebut Jung menghasilkan konsep-konsep mengenai manusia. Menurutnya, manusia/self mempunyai tiga elemen: ego, ketidaksadaran personal (personal unconscious), ketidaksadaran kolektif (collective unconscious). Ego adalah element of self yang disadari yang memberi petunjuk bagaimana individu berperilaku. Ego berisi persepsi-persepsi dan perasaan-perasaan sadar.

Ketidaksadaran personal adalah bagian self yang berisi pengalaman-pengalaman individual yang telah direpresi. Meski disebut ketidaksadaran, elemen ini masih bisa dibuat sadar. Sedangkan ketidaksadaran kolektif adalah elemen yang bersifat universal, dari berbagai generasi, bukan individual. Elemen ini sangat sulit disadari. Contoh ketidaksadaran kolektif adalah pengalaman kreatif para seniman atau musisi di seluruh dunia dari sepanjang masa, pengalaman mistikus dalam seluruh agama, kemiripan dalam mimpi, fantasi, mitologi, dongeng, sastra, atau pengalaman mati suri. Orang mati suri memiliki pengalaman yang sama, yaitu: meninggalkan raga dan dapat melihatnya, seperti masuk terowongan, bertemu dengan keluarga atau tokoh-tokoh religius, dan lain sebagainya.

Ketidaksadaran kolektif berisi apa yang disebut archetype. Konsep archetype sama dengan insting dalam konsep Freud. Tiga archetype yang paling penting menurut Jung adalah anima, animus, shadow. Anima adalah archetype kewanitaan pada diri laki-laki, animus adalah archetype laki-laki pada wanita, dan shadow adalah archetype kebinatangan atau disebut pula sisi jahat manusia. Archetype-archetype yang lain antara lain archetype ayah, ibu, anak, pahlawan, gadis, orangtua yang bijak, Tuhan, dan sebagainya. Jung memperkenalkan pula persona, yaitu karakter yang kita tampilkan pada saat berada di lingkungan. Archetype-archetype yang telah disebutkan muncul dalam persona, meski kemunculannya bersifat tidak disadari.

Bagian lain yang penting dari pemikiran Jung adalah proses pengembangan diri yang disebut proses individuasi. Menurut Jung, diri akan berkembang menuju satu titik yang stabil. Untuk mencapai titik tersebut, orang harus mampu menyelaraskan perasaan atau dorongan yang saling beroposisi dalam diri. Untuk mencapai keselarasan tersebut orang harus mampu membuat sadar perasaan atau dorongan yang tidak disadari (Glassman & Hadad, 2009 dan Boeree, 2005).

Intisari Pemikiran Jung

Prinsip Jung tidak jauh berbeda dengan Freud, bahwa manusia adalah entitas yang berkonflik. Manusia adalah entitas yang terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran dan memiliki archetype-archetype yang saling beroposisi. Atas dasar itu Jung menyimpulkan kepribadian introvers dan ekstrovers: kepribadian yang berfokus pada diri sendiri dan kepribadian yang berfokus pada dunia luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar